Jumat, 25 Januari 2013

gear rantai


  
 

Sokbreker motor


Bursa Sokbreker, Warna Asyik Bikin Menarik Juga Unik

Kalau boleh memilih, sebagian orang akan lebih suka pakai sok aftermarket untuk motornya. Karena secara tampilan warna sok aftermarket umumnya lebih menarik. Apalagi buat anak muda yang ingin disebut gaol. Tampilan warna ceria dan menarik dan beberapa fitur seperti bisa diseting reboundnya.

Tapi ada kelebihan dan kekurangan aplikasi sok aftermarket ini. Mulai dari daya redam guncangan yang terlalu keras, fitur yang menyediakan bisa diseting sesuai keinginan atau usia pakai relatif pendek. Biar lebih tahu dan tahu lebih yuk lanjut disimak.
YSS
Tipe Z series dari YSS ini paling banyak dicari. Walau dari segi harga lebih mahal dibanding YSS Hybrid dan New Pro Z yang berada di kisaran Rp 300 ribuan. Untuk tipe Hybrid bagian tabung sudah menggunakan nitrogen dan ukuran lebih padat dibanding tipe New Pro Z. Tentunya juga dapat disetel tingkat kekerasannya.

Untuk tipe Hybrid dan New Pro Z menggunakan bahas besi, tetapi untuk Z series pakai bahan CNC dan setelannya lebih banyak karena ulirnya tidak sepadat Hybrid. Tersedia dalam pilihan warna red dan white. Untuk tipe New Pro Z tersedia dengan warna red chrome dan white chrome.
SHOWA
Sok ini lebih panjang dari sokbreker standar. Makanya konsumen yang ingin memodifikasi dengan meninggikan motornya, maka sok ini begitu diminati.

Ketika MOTOR Plus datang ke beberapa toko variasi, beberapa di antaranya mengakui sejak tren pemundur sok yang bisa membuat motor lebih molor, penggunaan sok Showa saat ini jadi kurang diminati lagi. Walau demikian, bagi yang senang dengan tampilan racing look atau aroma racing tetap bisa pakai merek Showa. Tersedia dengan warna cerah dan ngejreng seperti kuning, oranye, dan hijau. Harganya Rp 375 ribu.

IBike

Sok belakang dengan posisi upside down ini punya kelemahan. Yaitu jauh lebih keras dari sok standar. Makanya untuk urusan daya rebound, juga terasa kurang maksimal.

Penggemar aliran fashion sah-sah saja tetap aplikasi sok ini. Harga jualnya berkisar antara Rp 200 ribu sampai Rp 225 ribu. Dengan memasang peredam kejut model upside down di area belakang ini, sektor belakang jadi tampak unik. Dan dijamin bikin tampilan motor jadi jauh lebih berbeda lainnya. Warna tersedia dalam beberapa pilihan, ada red, chrome, gold, dan white.
GAZI
Sok variasi ini juga mempunyai kelebihan dengan aneka sodoran warna menarik. Dan juga mempunyai daya tarik tersendiri ketika diaplikasi di motor.

Tapi risiko tetap ada, karena sok ini daya redam guncangannya lebih keras dari sok standar. Banyak juga di antara pemilik motor yang sudah pakai sok ini. Dalihnya karena motor dipakai untuk kepentingan niaga sering angkut barang. Jadi dianggap cocok dengan berat beban yang dibawa.

Harga Rp 270 ribu, dan tersedia dalam pilihan kelir chrome white, chrome red, chrome black.
RD Racing
Beda dengan sok bermerek RD Racing ini. Part aftermarket ini tersedia untuk sok depan dengan model yang juga sudah upside down. Bahan dibuat dari proses CNC yang lebih bagus dari sok merek lain. Biasanya kita lihat upside down di motor gede, tapi sok ini khusus untuk bebek dan matik.

Selain itu, detailnya juga lebih rapi dan tidak mengubah posisi kedudukan penguncinya. Jadi handling juga tetap stabil. Tersedia pilihan warna gold, silver, red, dan titanium. Bisa diaplikasi untuk Yamaha Jupiter MX 135LC, Mio, Fino, Honda Vario, BeAT dan Supra X 125. Dibanderol Rp 300 ribu.   (motorplus-online.com)

REFLEKTOR LAMPU DEPAN


Seberapa Kuat Reflektor Lampu Depan Menahan Watt?

OTOMOTIFNET - Musim hujan, kerap berkendara malam, ditambah seringnya badai datang kala berkendara, perlu lampu yang mumpuni. Hanya saja, hati-hati memilih ragam bohlam lampu yang ada di pasaran. Jangan sampai salah pasang karena justru bisa berakibat kurang terang. 

Seperti pengalaman Wira waktu pasang bohlam 130 watt di Mitsubishi Galant. "Saat menyetir, jalan tidak kelihatan. Tetapi kalau dilihat dari depan, terang banget!" seru penggawang gerai SACS di Pondok Gede, Bekasi. 

Memang, pas dilihat dari depan ketika lampu menyala, ada yang aneh dengan sinarnya. Terang tetapi tampak tersebar. Ternyata, bagian atas reflektor sudah meleleh. Bentuknya seperti stalaktit di langit-langit gua. Malah menutupi bohlam lampu dan tidak memantulkan sinar ke permukaan jalan. 

Peristiwa itu memang gejala paling parah. Wajar, karena lampu mobil sekarang pakai bahan plastik. Pastinya, panas adalah musuh utama plastik karena bisa bikin meleleh. Namun efek paling ringan adalah terbakarnya lapisan pemantul sinar di dalam reflektor (Gbr.1). 

Permukaan reflektor terbakar jadi seperti pelangi. Bisa lebih parah, warnanya jadi hitam. Tidak mengilap lagi. Pasti tidak akan memantulkan sinar, kan? Makanya lampu jadi tidak terang lagi. 

Gbr 1

Gbr 2

Gbr 3

Gbr 4
Menurut Dudi Abdul Azis, pemilik gerai lampu seken Rahayu Jaya di Cipondoh, Tangerang, lampu dengan watt tinggi bisa bikin gejala ini. "Biasanya paling pas memang bohlam standar pabrik (Gbr.2)," kata pria langsing ini. Meski punya daya sama 55/60 watt, lampu asli pabrik bisa lebih terang ketimbang aftermarket. "Malah ada yang ganti 100 watt terangnya sama dengan standar," tambahnya. 

Angka 100 watt merupakan daya maksimum yang dianjurkan Dudi. Di atas itu, panasnya ekstrem dan riskan bikin reflektor meleleh. Namun ada syaratnya, "Sebaiknya pakai relay tambahan supaya tidak bikin sekring putus," lanjut pria asal Garut ini. 

Bagaimana buat reflektor yang sudah terlanjur gosong? Selama belum meleleh, ternyata bisa direparasi. Ada dua cara, yaitu yang pertama pakai stiker mengilap. Prosesnya sekalian dengan reparasi lampu atau membersihkan mika. 

Setelah mika lampu dibuka, reflektor dibersihkan dan ditempel dengan stiker dengan permukaan mengilap (Gbr.3). Cara ini cukup efektif mengembalikan cahaya lampu. Namun punya kelemahan, sulit diaplikasi buat reflektor yang rumit. Pun demikian kalau dipadu lampu watt tinggi, stiker rentan terkelupas.

Paling aman pakai cat semprot krom. Prosesnya sama dengan stiker, hanya bedanya permukaan reflektor dicat pakai cat semprot warna krom (Gbr.4). "Harganya sama dengan membersihkan lampu, kok, Rp 150 ribu saja," tutup Dudi.

BAN RACING



Para agan dan aganista pecinta otomotif roda dua, kita sering bingung dan kadang-kadang salah memilih ban yang cocok untuk motor kita. Ada dua tipe biker yang memilih ban menurut gaya dan kebutuhannya masing-masing.
Yang pertama biker dengan gaya dan selera style yang tinggi. Biker semacam ini biasanya mudah terpengaruh gaya musiman alias ikut-ikutan. Malah kadang-kadang kebablasan dan menjelma menjadi alay. :mrgreen:   Dengan menomor duakan fungsi dan keamanan ban yang mereka pilih tanpa berpikir resiko dan akibat apabila memilih ban yang salah atau tidak tepat guna. Dijalanan dan bahkan sering membuat kita geram banyak alay’ers memakai ban yang super slim mirip ban becak. Gaya seperti ini sudah sangan nge-trend dan menjadi ciri khas mereka. Padahal kita tau sering terjadi kecelakaan akibat penggunaan ban seperti ini. Ban seperti gambar disamping biasanya sering dipakai untuk Drag Bike, kita juga pasti udah tau seperti apa Drag Bike itu. Sangat berbahaya tentunya bila ban seperti ini digunakan dijalan umum. Ukuran dan grip tau kembangannya didesain bukan untuk daipakai sehari-hari. Untuk gaya sih oke.. “oke pale lo…” :mrgreen: Jadi pikir kembali jika anda ingin memakai ban seperti ini untuk sehari-hari bahkan long ride atau touring.
Dan tipe biker yang kedua adalah “Sadar tapi kadang salah jalan”. Mengapa saya sebut demikian karena kita juga kadang kurang tepat memilih ban yang sesuai. Dari segi ukuran saja tidak menutup kemungkinan bisa merugikan pengguna ban seperti gambar disamping. “Pilih yang intermediate,biasanya kembangannya banyak dan ada seperti jalur air dibagian tengahnya. Jangan pilih yang kembangan sedikit, ntar gak nggigit ke aspal saat jalanan basah” ujar bro Felix rider Yamaha Scorpio.
Kita juga pastinya sudah tau akibat memilih ban dengan compound atau tekstur yang lembek. Selain usianya yang pendek sudah pasti akan lebih boros. “Masak kita mau ganti ban setahun enam kali???”
Ban Corsa S123
Saya pribadi lebih memilih ban intermediate seperti diatas (Corsa S123) karena kembangannya banyak dan ditengahnya (kembangan zigzag) ada jalur airnya. CMIIW
Ban semacam ini (intermediate) sudah terbukti cukup handal menerjang genangan air dan segala macam wajah jalanan negeri kita ini. Sekali lagi saya tekankan untuk lebih mengutamakan keamanan, karena dengan rasa aman kita juga dapatkan rasa aman. “Gaya itu nomor sekian gan…: